Kamboja, TP – STAIN Meulaboh, sebuah institusi pendidikan tinggi Islam di Aceh Barat, baru-baru ini menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan dua Pondok Pesantren yang berlokasi di Kamboja dan Vietnam 21 Februari 2025. Kerjasama ini bertujuan untuk memperluas jaringan pendidikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kedua belah pihak.
Dalam kerjasama ini, STAIN Meulaboh akan berperan sebagai mitra strategis dalam pengembangan kurikulum, pertukaran pelajar dan guru, serta peningkatan kapasitas tenaga pendidik. Sementara itu, Maahad di Kamboja dan Vietnam akan menjadi mitra dalam penerapan kurikulum berbasis keislaman yang sesuai dengan konteks lokal masing-masing negara.
Rektor STAIN Meulaboh, Dr. H. Syamsuar, M.Ag., menyatakan bahwa kerjasama ini merupakan langkah penting untuk memperkuat hubungan antarnegara dalam bidang pendidikan, khususnya di kawasan Asia Tenggara. “Ini adalah kesempatan emas bagi kami untuk saling belajar dan berbagi pengalaman dalam mengelola pendidikan Islam yang berkualitas,” ujarnya.
Selain itu, kerjasama ini juga diharapkan dapat membuka peluang bagi mahasiswa STAIN Meulaboh untuk mendapatkan pengalaman internasional melalui program pertukaran pelajar. Hal ini dianggap penting dalam mempersiapkan generasi muda yang siap bersaing di tingkat global.
Di sisi lain, perwakilan dari Maahad di Kamboja dan Vietnam menyambut baik kerjasama ini. Mereka berharap kolaborasi ini dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah mereka, khususnya dalam hal pengajaran ilmu-ilmu keislaman dan pengembangan metode pembelajaran yang lebih modern.
Kerja sama dilakukan dengan Ma’ahad Darussalam Liltadrib Alislami (MDSTi) yang berlokasi di Provinsi Tay Ninh, Vietnam. Ustadz Abdul Rahman Bin Ibrahim, selaku Mudir MDSTi, menyatakan antusiasmenya terhadap kerja sama ini. Hal ini juga mengingat Aceh dikenal sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam. Adapun kesepakatan dalam MoU ini meliputi program pertukaran mahasiswa serta kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM).
Sementara itu, di Kamboja Neak Okhna SOS Kamry, President of Highest Council for Islamic Religious Affairs Cambodia atau Mufti Kamboja, menyambut baik kerja sama ini. Ia menegaskan bahwa Kamboja dan Aceh memiliki rasa kekeluargaan yang erat, sehingga melalui MoU ini, hubungan antara kedua wilayah dapat semakin diperkuat. Salah satu bentuk kerja sama yang akan dijalankan adalah pengembangan pendidikan di Ma’had An-Ni’mah Al-Islamiyah, Phnom Penh.
Dengan adanya MoU ini, STAIN Meulaboh semakin memperkuat posisinya sebagai institusi pendidikan Islam yang aktif dalam menjalin kerjasama internasional. Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jaringan kerjasama dengan negara-negara lain di dunia.
Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak, baik dalam hal peningkatan kualitas pendidikan maupun penguatan hubungan bilateral di bidang akademik. Ke depan, STAIN Meulaboh berencana untuk menjalin kerjasama serupa dengan institusi pendidikan di negara-negara lain, sebagai upaya untuk terus mengembangkan diri dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi dunia pendidikan Islam.